Maraknya Prostitusi Artis di Negeri Ini

Oleh : Edo Prinaldo (14180403)

Ilustrasi Prostitusi

Praktik prostitusi memang bukan suatu hal yang baru di dunia. Praktik ini bahkan sudah dilakukan sejak tahun 2400 sebelum masehi di Sumeria (sekarang bagian dari Irak). Prostitusi biasanya dilakukan oleh wanita-wanita yang kesulitan dalam hal ekonomi, sehingga terpaksa menjual tubuhnya demi bertahan hidup. Namun, apa jadinya bila praktik ini dilakukan oleh artis-artis yang notabene sudah bergelimangan harta?

Publik Indonesia sudah berkali-kali dihebohkan oleh praktik prostitusi yang dilakukan artis-artis dalam negeri. Tidak tanggung-tanggung, nama-nama besar seperti Amel Alvi, Vanessa Angel, Hana Hanifah, dan Vitalia Sheysa yang terciduk polisi sedang bersama dua mucikari pada bulan Juli 2020 lalu, ternyata terlibat praktik prostitusi yang sekarang lebih banyak digagas secara online.

Yang lebih mencengangkan lagi adalah besaran tarif yang dipatok oleh majikan atau mucikari artis-artis besar tersebut untuk “layanan” mereka. Hana Hanifah contohnya, dikabarkan mendapatkan transferan sebesar 20 juta untuk servis darinya. Vanessa Angel lebih gila lagi, konon dirinya memasang tarif 80 juta rupiah per jam! Sangat luar biasa jumlah yang harus dibayarkan oleh “pelanggan” mereka demi mendapatkan kesempatan untuk “menikmati” artis-artis beken dalam negeri ini. Tentunya, customer mereka juga pasti bukanlah orang dari kalangan menengah atau bawah.

Satu pertanyaan yang paling mengganjal dari fenomena ini adalah, mengapa mereka melakukan praktek ini? Alasan apa yang membuat mereka sampai menjual tubuh dan harga diri demi mendapatkan sejumlah besar uang secara kilat? Padahal pekerjaan mereka sebagai artis, penyanyi, atau model tentu sudah memberikan penghasilan yang cukup besar, bahkan sangat besar bila dibandingkan dengan rata-rata gaji orang Indonesia.

Satu hal yang mungkin menjadi penyebabnya adalah gaya hidup. Sudah menjadi rahasia umum bahwa mayoritas artis Indonesia senang tampil glamour atau elegan dengan membeli barang-barang branded dan mewah. Ditambah dengan sifat orang Indonesia yang sering beranggapan “rumput tetangga selalu lebih hijau”, para artis yang selalu bergaul dalam dunia yang penuh persaingan dan mementingkan gengsi ini sudah pasti akan selalu berusaha untuk menaikkan citra mereka di depan umum dan artis lain, salah satunya lewat penampilan, baik rupa (wajah) maupun materi. Kalau sudah begini, tentu saja seberapapun besar gaji yang diterima lewat pekerjaan halal mereka tidak akan pernah cukup. Alhasil, mereka mencari cara instan untuk menjadi lebih kaya, yaitu lewat jalan prostitusi.

Sangat miris memang, mengingat artis sebagai figur publik seharusnya menjadi panutan bagi masyarakat, nyatanya malah terlibat dalam prostitusi yang sangat dikecam oleh ajaran etika, moral, dan agama yang masih sangat kental di Indonesia. Fenomena ini tentunya juga dapat menjadi pelajaran untuk kita semua bahwa bila kepuasan hidup hanya kita nilai dari materi semata, maka kita tidak akan pernah merasa puas. Bisa saja kita malah akan menghalalkan segala cara demi mendapatkan uang, semata-mata demi memenangkan persaingan semu dengan orang lain.

Ilustrasi Prostitusi

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started